Sebelum melanjutkan belajar merakit rangkaian elektronik kita harus tahu dan memahami ilmu dasar-dasar tehnik elektronik. Ilmu yang harus kita kuasai seperti : mengenal nama-nama komponen, cara penghitungannya, mengetahui kakteristik dan fungsi komponen- komponen tersebut
Nama nama komponen :
Resistor, Capasitor, Dioda, Transistor, IC ( integrated ircuit ), Induktor,Transformer dan masih banyak lagi yang lainnya.
Karya Elektronik. Pasar Cisempur Rt02/02 Cigombog Lido Bogor. phone 082113082202 / Wa 082113082202
Kamis, 06 Desember 2012
IC ( Integrated Circuit )
Sirkuit terpadu (bahasa Inggris: integrated circuit atau IC) adalah komponen dasar yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah komponen yang dipakai sebagai otak peralatan elektronika.
Pada komputer, IC yang dipakai adalah mikroprosesor. Dalam sebuah mikroprosesor Intel Pentium 4 dengan ferkuensi 1,8 trilyun getaran per detik terdapat 16 juta transistor, belum termasuk komponen lain. Fabrikasi yang dipakai oleh mikroprosesor adalah 60nm.
Sirkuit terpadu dimungkinkan oleh teknologi pertengahan abad ke-20 dalam fabrikasi alat semikonduktor dan penemuan eksperimen yang menunjukkan bahwa alat semikonduktor dapat melakukan fungsi yang dilakukan oleh tabung vakum. Pengintegrasian transistor kecil yang banyak jumlahnya ke dalam sebuah chip yang kecil merupakan peningkatan yang sangat besar bagi perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran IC yang kecil, tepercaya, kecepatan "switch", konsumsi listrik rendah, produksi massal, dan kemudahan dalam menambahkan jumlahnya dengan cepat menyingkirkan tabung vakum.
Hanya setengah abad setelah penemuannya, IC telah digunakan dimana-mana. Radio, televisi,komputer, telepon selular, dan peralatan digital lainnya yang merupakan bagian penting dari masyarakat modern. Contohnya, sistem transportasi, internet, dll tergantung dari keberadaan alat ini. Banyak skolar percaya bahwa revolusi digital yang dibawa oleh sirkuit terpadu merupakan salah satu kejadian penting dalam sejarah umat manusia.
IC mempunyai ukuran seukuran tutup pena sampai ukuran ibu jari dan dapat diisi sampai 250 kali dan digunakan pada alat elektronika seperti:
- Telepon
- Kalkulator
- Ponsel
- Radio
Fungsi Transistor Dan Cara Kerjanya
Transistor berasal dari bahasa transfer yang artinya pemindahan dan resistor yang berarti pengambat. Jadi pengertian transistor dapat di kategorikan sebagai emindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu tertentu.
Di bawah ini, gambar dan bentuk fisik dari Pengertian Transistor :
Fungsi dari transistor bermacam-macam, di mana dapat juga berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor pertama kali di temukan oleh William Shockley, John Barden, dan W. H Brattain pada tahun 1948. Dan mulai di pakai dalam praktek pada tahun 1958. Ada 2 jenis transistor, yaitu transistor tipe P – N – P dan transistor jenis N – P – N.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam sebuah rangkaian elektronika. Seperti halnya dalam rangkaian analog yang di gunakan dalam amplifier (penguat). Dalam sebuah rangkaian-rangkaian digital , transistor di gunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa pengertian transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Cara kerja transistor pada umumnya hampir sama dengan resistor, yang memiliki tipe-tipe dasar modern. Ada dua tipe dasar modern, yaitu bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor juga memiliki jenis-jenis yang berbeda-beda. Secara umum transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori, seperti Materi semikonduktor, Kemasan fisik, Tipe, Polaritas, Maximum kapasitas daya, Maximum frekuensi kerja, Aplikasi dan masih banyak jenis lainnya.
Fungsi transistor sangat menentukan kinerja dari sebuah rangkaian elektronika. Dalam sebuah sirkuit/rangkaian elektronika, transistor berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Secara fisik, Transistor adalah sebuah komponen elektronika semi konduktor yang memiliki 3 kaki, yang masing-masing kakinya diberi nama basis (B), colector (C) dan emitor (E).
Dalam sebuah sirkuit, fungsi Transistor dapat digunakan sebagai sebuah penguat (amplifier), sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan (stabilisator), modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.
Berdasarkan susunan semi konduktor, Transistor di bedakan menjadi 2 tipe yaitu transistor PNP dan transistor NPN. Untuk membedakan transistor PNP dan NPN dapat di lihat dari arah panah pada kaki emitornya. Pada transistor PNP anak panah mengarah ke dalam dan pada transistor NPN arah panahnya mengarah ke luar.
Pada saat ini Funsi Transistor telah banyak mengalami perkembangan, sekarang sebuah transistor sudah dapat digunakan sebagai memory dan pemroses sebuah getaran listrik dalam dunia prosesor komputer.
Bukan hanya fungsi transistor saja yang berkembang, bentuk dari transistor juga mengalami perubahan, saat ini transistor telah berhasil di ciptakan dalam ukuran super kecil, yaitu hanya dalam ukuran nano mikron (transistor yang dikemas dalam prosesor komputer).
Dalam dunia elektronika, transistor juga memiliki bentuk jelajah tegangan kerja dan frekuensi yang sangat besar dan lebar. Penggunaan transistor dalam sebuah rangkaian analog adalah sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan, dan lain-lain. Dalam rangkaian digital selain di gunakan sebagai saklar yang memiliki kecepatan tinggi juga dapat digunakan sebagai pemroses data yang akurat dan sebagai memory.
Cara kerja transistor yang tidak serumit komponen penguat lainnya, seperti tabung elektronik, dan kemampuannya yang berkembang secara berkala, dan juga bentuk fisiknya yang semakin berkembang, membuat transistor menjadi pilihan utama para penghobi elektronika dalam menyusun suatu konsep rangkaian elektronika.
Cara kerja transistor yang tidak serumit komponen penguat lainnya, seperti tabung elektronik, dan kemampuannya yang berkembang secara berkala, dan juga bentuk fisiknya yang semakin berkembang, membuat transistor menjadi pilihan utama para penghobi elektronika dalam menyusun suatu konsep rangkaian elektronika.
Bahkan saat ini bentuk fisik dan fungsi transistor telah berada satu tahap diatas sebelumnya. Sekarang fungsi transistor banyak yang sudah terintegrasi dan disatukan dari beberapa jenis transistor menjadi satu buah komponen yang lebih kompak yang dalam dunia elektronika biasa disebut dengan Integrated Circuit (IC). Integrated Circuit mempunyai cara kerja dan kemampuan yang lebih kompleks, tetapi mempunyai bentuk fisik yang ringkas sehingga tidak banyak memakan tempat.
Namun tidak dapat dipungkiri, walaupun fisiknya berkembang menjadi satu komponen baru, namun fungsi transistor tetap memegang peranan vital dalam sebuah rangkaian elektronika.
Cara mengukur transistor dengan Multimeter
Mengukur transistor jenis NPN :
Mengukur transistor jenis PNP:
Cara mengukur transistor dengan Multimeter
Mengukur transistor jenis NPN :
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
- Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
- Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
- Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
- Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
- Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
- Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
- Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
Mengukur transistor jenis PNP:
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
- Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
- Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
- Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
- Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
- Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
- Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
- Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
- Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan
Dioda dan cara kerjanya
Pengertian Dioda adalah jenis komponen pasif yang berfungsi terutama sebagai penyearah. Dioda memiliki dua kutub yaitu kutub anoda dan kutub katoda. Dioda terbuat dari dua bahan atau yang biasa di sebut dengan dioda semi konduktor yaitu bahan tipe-p menjadi sisi anode sedangkan bahan tipe-n menjadi katode.
Pada sambungan dua jenis berlawanan ini akan muncul daerah deplesi yang akan membentuk gaya barier. Gaya barier ini dapat ditembus dengan tegangan + sebesar 0.7 volt yang dinamakan sebagai break down voltage, yaitu tegangan minimum dimana dioda akan bersifat sebagai konduktor/penghantar arus listrik.
Bergantung pada polaritas tegangan yang diberikan kepadanya,pengertian dioda bisa berlaku sebagai sebuah saklar tertutup (apabila bagian anode mendapatkan tegangan positif sedangkan katodenya mendapatkan tegangan negatif) dan berlaku sebagi saklar terbuka (apabila bagian anode mendapatkan tegangan negatif sedangkan katode mendapatkan tegangan positif).
Jenis-jenis dioda ada berbagai macam yaitu dioda silikon, dioda zener dan dioda bridge. Jenis dioda silikon banyak di gunakan pada peralatan catu daya sebagai penyearah arus dan pengaman tegangan kejut. Jenis dioda zener di gunakan untuk membatasi atau mengatur tegangan. Sedangkan jenis dioda bridge banyak di gunakan pada rangkaian catu daya sebagai penyearah gelombang penuh (full wave rectifier).
Secara umum semua dioda memiliki konstruksi dan prinsip kerja yang sama. Macam-macam dioda pada dasarnya terbentuk oleh sambungan PN yang secara fisik dioda dikenali melalui nama elektrodanya yang khas yaitu, anode dan katode.
Walaupun pengertian dioda kristal (semikonduktor) dipopulerkan sebelum dioda termionik, dioda termionik dan dioda kristal dikembangkan secara terpisah pada waktu yang bersamaan. Prinsip kerja dari dioda termionik ditemukan olehFrederick Guthrie pada tahun 1873 Sedangkan prinsip kerja dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti Jerman, Karl Ferdinand Braun.
Dalam pemasangannya pengertian dioda harus terpasang dengan benar, tidak boleh terbalik. Secara fisik kaki katoda ( K ) adalah kaki yang dekat dengan tanda gelang yang terdapat pada body-nya. Untuk mengetahui sebuah pengertian dioda masih bagus atau sudah rusak adalah dengan menggunakan AVO Meter.
Demikian penjelasan singkat Artikel tentang pengertian dioda, semoga anda bisa memahami tentang komponen dioda dan jenis nya. Silakan baca artikel kami lainnya tentang Fungsi Dioda, Pengertian Resistor,Fungsi Resistor, Pengertian Kapasitor dan Fungsi Transistor.
Fungsi Dioda dalam komponen elektronika adalah sebagai, Untuk penyerah arus, Sebagai catu daya, Sebagai penyaring atau pendeteksi dan Untuk stabilisator tegangan. Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua terminal yang melewatkan arus listrik hanya satu arah.
Dioda memiliki dua elektroda aktif dimana isyarat listrik dapat mengalir, dan kebanyakan diode digunakan karena karakteristik satu arah yang dimilikinya. Dioda varikap (VARIable CAPacitor/kondensator variabel) digunakan sebagai kondensator terkendali tegangan.
Dalam dunia otomotif, fungsi dioda sangat di perlukan pada sistem pengisian alternatol/dinamo isi dimana tegangan AC yang di bangkitkan oleh alternator di searahkan menjadi tegangan DC oleh dioda sebagai sumber suplay tegangan ke beban serta sebagai charger accu/aki dengan 12 volt melalui IC regulator alternator.
Jenis dioda juga bermacam-macam, seperti Dioda silicon, Dioda germanium, Dioda zener dan LED (Light Emitting Dioda). Fungsi dioda ini sangat berlainan, karena memiliki perbedaan pada aspek fisik baik ukuran geometrik, tingkat pengotoran, jenis elektrode ataupun jenis pertemuan.
Selain sebagai penyerah arus, fungsi dioda juga bisa di gunakan sebagai detector yaitu untuk mendeteksi sinyal-sinyal kecil. Dioda zener dipakai sebagai stabilisator tegangan catu daya sedangkan dioda LED (Light Emitting Dioda) yaitu dioda yang dapat memancarkan cahaya biasanya dipakai sebagai lampu control.
Sebagian besar jenis dioda seringkali disebut karakteristik menyearahkan. Fungsi dioda paling umum adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Itu sebabnya, dioda dapat dianggap sebagai versi elektronik dari katup pada transmisi cairan.
Karakteristik dioda atau kurva I–V, berhubungan langsung dengan perpindahan dari pembawa melalui yang dinamakan lapisan penipisan atau daerah pemiskinan yang terdapat pada pertemuan p-n di antara semikonduktor.
Pada diode p-n, arus mengalir dari sisi tipe-p (anode) menuju sisi tipe-n (katode), tetapi tidak mengalir dalam arah sebaliknya. Itu lah yang dinamakan Dioda semikonduktor. Tipe lain dari diode semikonduktor adalah diode Schottky yang dibentuk dari pertemuan antara logam dan semikonduktor.
Sumber http://komponenelektronika.net
Cara mengukur dioda dengan Multimeter
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
- Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
- Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
- Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.
- Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.
Rabu, 05 Desember 2012
Power supply LM7812
7812 and 7912
Voltage Regulator Page
As an alternative to a power transformer, a couple of 12 Volt car batteries could be used (but then you would need a battery charger to keep the batteries charged). Normally, the input voltage to the regulator must be at least several volts higher than the output voltage (12V) so that the regulator can maintain its output. The 7812 will only pass 1 amp or less of the output current, so this regulator/power supply configuration is best suited for small power applications. A 1 amp fuse in the regulators output prevents a safeguard.
This is essentially the same circuit as the LM7812 12volts Fixed Voltage regulator. This variable power supply is using a 7812 voltage regulator. This circuit offers excellent ripple rejection, eliminates mains hum, and has a design using a pi filtered C-L-C..
L1 is a powder core and has 32 turns of 0.75mm wire.
The power transformer should have a secondary rated 24V at 2A. The bridge rectifier contains 4 diodes, their current rating needs to be high with respect to the transformers output current; if not the current may damage the diodes. A 10-25Amp 50-100PIV Bridge rectifier is recommended. C1 is the main filtering capacitor, the supply is further smoothed by the combination of L1 and C3. Capacitors C2 and C4 are decoupling capacitors; their action is to further reduce the ripple factor.
The 7812 utilizes the action of zener diode which is in parallel with the potentiometer, R1. The tuning action of R1 produces a variable regulator output. The output voltage is variable from the regulator output to the regulator output plus the zener voltage. In other words if you were to use a 7805 regulator, and a 10V zener - you would get an output adjustable from 5 to 15 Volts. The regulator may be changed to provide different output voltages as may the zener. the zener should be rated a minimum of 1.3 Watts.
The input transformer is likely to be the most expensive part of the entire project. As an alternative, a couple of 12 Volt car batteries could be used. The input voltage to the regulator must be at least several volts higher than the output voltage (12V) so that the regulator can maintain its output. If a transformer is used, then the rectifier diodes must be capable of passing a very high peak forward current, typically 100amps or more. The 7812 will only pass 1 Amp or less of the output current, the remainder being supplied by the outboard pass transistors. As the circuit is designed to handle loads of up to 30 amps, then six TIP2955 are wired in parallel to meet this demand. The dissipation in each power transistor is one sixth of the total load, but adequate heat sinking is still required. Maximum load current will generate maximum dissipation, so a very large heat sink is required. In considering a heat sink, it may be a good idea to look for either a fan or water cooled heat sink. In the event that the power transistors should fail, then the regulator would have to supply full load current and would fail with catastrophic results. A 1 amp fuse in the regulators output prevents a safeguard. The 400mohm load is for test purposes only and should not be included in the final circuit. A simulated performance is shown below:
Calculations:
This circuit is a fine example of Kirchoff's current and voltage laws.
To summarise,
the sum of the currents entering a junction, must equal the current leaving the junction, and the voltages around a loop must equal zero.
For example, in the diagram above, the input voltage is 24 volts. 4 volts is dropped across R7 and 20 volts across the regulator input, 24 -4 -20 =0. At the output :- the total load current is 30 amps, the regulator supplies 0.866 A and the 6 transistors 4.855 Amp each , 30 = 6 * 4.855 + 0.866. Each power transistor contributes around 4.86 A to the load. The base current is about 138 mA per transistor. A DC current gain of 35 at a collector current of 6 amp is required. This is well within the limits of the TIP2955. Resistors R1 to R6 are included for stability and prevent current swamping as the manufacturing tolerances of dc current gain will be different for each transistor. Resistor R7 is 100 ohms and develops 4 Volts with maximun load. Power dissipation is hence (4^2)/200 or about 160 mW. I recommend using a 0.5 Watt resistor for R7. The input current to the regulator is fed via the emitter resistor and base emitter junctions of the power transistors.
Once again using Kirchoff's current laws,
the 871 mA regulator input current is derived from the base chain and the 40.3 mA flowing through the 100 Ohm resistor. 871.18 = 40.3 + 830. 88. The current from the regulator itself cannot be greater than the input current. As can be seen the regulator only draws about 5 mA and should run cold.
Voltage Regulator Page
The
LM7812 and LM7912 Regulator ICs are essentially the same (identical).
The LM7812 is a Positive Voltage Regulator, while the LM7912 is a
Negative Voltage Regulator. Both are capable of powering a 1.0 Amp Load
(ideal conditions). Both devices generally come in a TO-220 Package.
Some versions are available in the K Package, which is a TO-3 Power Case
- but these devices cost at least $35.00 each (as opposed to the normal
$1.85 for the TO-220 Packaged device).
12V 1.0 Amp Power Supply - using an LM7812 Regulator IC:
Using a single 7812 IC voltage regulator, this power supply can deliver output load currents of up to 1.0 amps. The design is shown below:
Using a single 7812 IC voltage regulator, this power supply can deliver output load currents of up to 1.0 amps. The design is shown below:
As an alternative to a power transformer, a couple of 12 Volt car batteries could be used (but then you would need a battery charger to keep the batteries charged). Normally, the input voltage to the regulator must be at least several volts higher than the output voltage (12V) so that the regulator can maintain its output. The 7812 will only pass 1 amp or less of the output current, so this regulator/power supply configuration is best suited for small power applications. A 1 amp fuse in the regulators output prevents a safeguard.
12V 1.0 Amp Variable Power Supply - using an LM7812 Regulator IC:
This is a circuit modified to provide a variable voltage output using a 7812 Non-Variable Voltage Integrated Circuit. This power supply can deliver output load currents of up to 1.0 amps. The design is shown below:
This is a circuit modified to provide a variable voltage output using a 7812 Non-Variable Voltage Integrated Circuit. This power supply can deliver output load currents of up to 1.0 amps. The design is shown below:
This is essentially the same circuit as the LM7812 12volts Fixed Voltage regulator. This variable power supply is using a 7812 voltage regulator. This circuit offers excellent ripple rejection, eliminates mains hum, and has a design using a pi filtered C-L-C..
L1 is a powder core and has 32 turns of 0.75mm wire.
The power transformer should have a secondary rated 24V at 2A. The bridge rectifier contains 4 diodes, their current rating needs to be high with respect to the transformers output current; if not the current may damage the diodes. A 10-25Amp 50-100PIV Bridge rectifier is recommended. C1 is the main filtering capacitor, the supply is further smoothed by the combination of L1 and C3. Capacitors C2 and C4 are decoupling capacitors; their action is to further reduce the ripple factor.
The 7812 utilizes the action of zener diode which is in parallel with the potentiometer, R1. The tuning action of R1 produces a variable regulator output. The output voltage is variable from the regulator output to the regulator output plus the zener voltage. In other words if you were to use a 7805 regulator, and a 10V zener - you would get an output adjustable from 5 to 15 Volts. The regulator may be changed to provide different output voltages as may the zener. the zener should be rated a minimum of 1.3 Watts.
30-Amp Regulator Description:
Using a single 7812 IC voltage regulator and multiple outboard pass transistors, this power supply can deliver output load currents of up to 30 amps. The design is shown below:
Using a single 7812 IC voltage regulator and multiple outboard pass transistors, this power supply can deliver output load currents of up to 30 amps. The design is shown below:
The input transformer is likely to be the most expensive part of the entire project. As an alternative, a couple of 12 Volt car batteries could be used. The input voltage to the regulator must be at least several volts higher than the output voltage (12V) so that the regulator can maintain its output. If a transformer is used, then the rectifier diodes must be capable of passing a very high peak forward current, typically 100amps or more. The 7812 will only pass 1 Amp or less of the output current, the remainder being supplied by the outboard pass transistors. As the circuit is designed to handle loads of up to 30 amps, then six TIP2955 are wired in parallel to meet this demand. The dissipation in each power transistor is one sixth of the total load, but adequate heat sinking is still required. Maximum load current will generate maximum dissipation, so a very large heat sink is required. In considering a heat sink, it may be a good idea to look for either a fan or water cooled heat sink. In the event that the power transistors should fail, then the regulator would have to supply full load current and would fail with catastrophic results. A 1 amp fuse in the regulators output prevents a safeguard. The 400mohm load is for test purposes only and should not be included in the final circuit. A simulated performance is shown below:
Calculations:
This circuit is a fine example of Kirchoff's current and voltage laws.
To summarise,
the sum of the currents entering a junction, must equal the current leaving the junction, and the voltages around a loop must equal zero.
For example, in the diagram above, the input voltage is 24 volts. 4 volts is dropped across R7 and 20 volts across the regulator input, 24 -4 -20 =0. At the output :- the total load current is 30 amps, the regulator supplies 0.866 A and the 6 transistors 4.855 Amp each , 30 = 6 * 4.855 + 0.866. Each power transistor contributes around 4.86 A to the load. The base current is about 138 mA per transistor. A DC current gain of 35 at a collector current of 6 amp is required. This is well within the limits of the TIP2955. Resistors R1 to R6 are included for stability and prevent current swamping as the manufacturing tolerances of dc current gain will be different for each transistor. Resistor R7 is 100 ohms and develops 4 Volts with maximun load. Power dissipation is hence (4^2)/200 or about 160 mW. I recommend using a 0.5 Watt resistor for R7. The input current to the regulator is fed via the emitter resistor and base emitter junctions of the power transistors.
Once again using Kirchoff's current laws,
the 871 mA regulator input current is derived from the base chain and the 40.3 mA flowing through the 100 Ohm resistor. 871.18 = 40.3 + 830. 88. The current from the regulator itself cannot be greater than the input current. As can be seen the regulator only draws about 5 mA and should run cold.
Cara menggunakan Multimeter
Cara menggunakan Multimeter/Avometer
- Mengukur tegangan DC
- Atur Selektor pada posisi DCV.
- Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
- Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
- Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek, probe warna merah pada posisi (+) dan probe warna hitam pada titik (-) tidak boleh terbalik.
- Baca hasil ukur pada multimeter.
- Mengukur tegangan AC
- Atur Selektor pada posisi ACV.
- Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar tegangan yang akan di cek, jika tegangan yang di cek sekitar 12Volt maka atur posisi skala di batas ukur 50V.
- Untuk mengukur tegangan yang tidak diketahui besarnya maka atur batas ukur pada posisi tertinggi supaya multimeter tidak rusak.
- Hubungkan atau tempelkan probe multimeter ke titik tegangan yang akan dicek. Pemasangan probe multimeter boleh terbalik.
- Baca hasil ukur pada multimeter.
- Mengukur kuat arus DC
- Atur Selektor pada posisi DCA.
- Pilih skala batas ukur berdasarkan perkiraan besar arus yang akan di cek, misal : arus yang di cek sekitar 100mA maka atur posisi skala di batas ukur 250mA atau 500mA.
- Perhatikan dengan benar batas maksimal kuat arus yang mampu diukur oleh multimeter karena jika melebihi batas maka fuse (sekring) pada multimeter akan putus dan multimeter sementara tidak bisa dipakai dan fuse (sekring) harus diganti dulu.
- Pemasangan probe multimeter tidak sama dengan saat pengukuran tegangan DC dan AC, karena mengukur arus berarti kita memutus salah satu hubungan catu daya ke beban yang akan dicek arusnya, lalu menjadikan multimeter sebagai penghubung.
- Hubungkan probe multimeter merah pada output tegangan (+) catu daya dan probe (-) pada input tegangan (+) dari beban/rangkaian yang akan dicek pemakaian arusnya.
- Baca hasil ukur pada multimeter.
- Mengukur nilai hambatan sebuah resistor tetap
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai resistor yang akan diukur.
- Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur
- Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
- Baca hasil ukur pada multimeter, pastikan nilai penunjukan multimeter sama dengan nilai yang ditunjukkan oleh gelang warna resistor.
- Mengukur nilai hambatan sebuah resistor variabel (VR)
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur berdasarkan nilai variabel resistor (VR)yang akan diukur.
- Batas ukur ohmmeter biasanya diawali dengan X (kali), artinya hasil penunjukkan jarum nantinya dikalikan dengan angka pengali sesuai batas ukur.
- Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung resistor boleh terbalik.
- Sambil membaca hasil ukur pada multimeter, putar/geser posisi variabel resistor dan pastikan penunjukan jarum multimeter berubah sesuai dengan putaran VR.
- Mengukur hubung-singkat / koneksi
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1 (kali satu).
- Hubungkan kedua probe multimeter pada kedua ujung kabel/terminal yang akan dicek koneksinya.
- Baca hasil ukur pada multimeter, semakin kecil nilai hambatan yang ditunjukkan maka semakin baik konektivitasnya.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk kemungkinan kabel atau terminal tersebut putus.
- Mengukur diode
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
- Hubungkan probe multimeter (-) pada anoda dan probe (+) pada katoda.
- Jika diode yang dicek berupa led maka batas ukur pada X1 dan saat dicek, led akan menyala.
- Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti dioda baik, jika tidak menunjuk berarti dioda rusak putus.
- Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada anoda dan probe (-) pada katoda.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti dioda baik, jika bergerak berarti dioda rusak bocor tembus katoda-anoda.
- Mengukur transistor NPN
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
- Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor .
- Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
- Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
- Hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
- Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
- Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
- Hubungkan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
- Note : pengecekan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) padakolektor tidak diperlukan.
- Mengukur transistor PNP
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1K (kali satu kilo = X 1000).
- Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada kolektor.
- Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-C.
- Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada kolektor.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-C.
- Hubungkan probe multimeter (+) pada basis dan probe (-) pada emitor.
- Jika multimeter menunjuk ke angka tertentu (biasanya sekitar 5-20K) berarti transistor baik, jika tidak menunjuk berarti transistor rusak putus B-E.
- Lepaskan kedua probe lalu hubungkan probe multimeter (-) pada basis dan probe (+) pada emitor.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus B-E.
- Hubungkan probe multimeter (-) pada emitor dan probe (+) pada kolektor.
- Jika jarum multimeter tidak menunjuk (tidak bergerak) berarti transistor baik, jika bergerak berarti transistor rusak bocor tembus C-E.
- Note : pengecekan probe multimeter (+) pada emitor dan probe (-) pada kolektor tidak diperlukan.
- Mengukur Kapasitor Elektrolit (Elko)
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
- Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
- Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi semula.
- Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
- Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar.
Minggu, 25 November 2012
Stereo Encoder for fm
an FM modulator that modulate a carrier
frequency with the composite signal, and an RF amplifier that provide
enough power to be transmitted through antenna. Here is the schematic
diagram of theFM transmitter circuit:
The core of this stereo FM transmitter is
BA1404 integrated circuit chip. from ROHM. This FM transmitter is ideal
for wireless microphone, or for audio interface and distribution for
home or car appliance. For example, you can now play your portable
mp3/mp4 player on your old car radio sound system that doesn’t have
line-input plug. This stereoFM transmitter chip is designed for 75-108
FM band, and you can adjust the operation by trimming the LC network
connected to pin 10 of this IC chip. To ease the adjustment, you can use
a 22-33p variable capacitor for the 15p capacitor connected to pin 10.
Finally, this stereoFM transmitter works with only 1.5-3V power supply,
ideal for battery operation. More than 3.5V supply voltage could burn
this FM transmitter circuit. [Circuit's schematic diagram source: ROHM
Application Notes]
- DIMITRIS(87.202.159.*) Post:11/6/2012 7:55:30 AM
- how many watts is this fm transmitter?
Pemancar TV
Pemancar TV UHF
Rangkaian pemancar TV bekerja pada channell UHF, kanal frekuensi 470-580 MHz 21-34. Pemancar ini dapat memancarkan sejauh 30-100 meter dengan menggunakan kabel antena 10-20 cm.
pemancar TV membutuhkan pasokan tegangan 9-15 Volt. Namun, Anda juga dapat menggunakan baterai 9v.
Ini adalah hal yang penting untuk diingat untuk membangun dari rangkaian ransmitter tv adalah bahwa dimensi ukuran kumparan agar sesuai dengan frekuensi kerja yang diinginkan. Nilai kumparan adalah membuat coil sebagai berikut:
BOOSTER RF TV UHF 5 WATT
Ini sirkuit elektronik adalah RF Power Amplifier untuk mengemudi pemancar kecil UHF TV. Its gain is 7dB and can amplify a signal between 450-800 MHz. Keuntungan adalah 7dB dan dapat memperkuat sinyal antara 450-800 MHz. Lebih baik menggunakan PCB double layer dengan lapisan kedua dihubungkan ke bumi. Gunakan catu daya 25 volt dan stabil di 5Amps setidaknya.
Tuning dapat dicapai memutar dua kapasitor variabel. Do not forget to use heat sink for both transistors, specially for the BLW89 and it would be better if you place a small fan as well. Jangan lupa menggunakan heat sink untuk kedua transistor, khusus untuk BLW89 dan itu akan lebih baik jika Anda menempatkan sebuah kipas kecil.
PEMANCAR TV GELOMBANG VHF
PEMANCAR TV SETELAH JADI
Rangkaian pemancar TV bekerja pada channell UHF, kanal frekuensi 470-580 MHz 21-34. Pemancar ini dapat memancarkan sejauh 30-100 meter dengan menggunakan kabel antena 10-20 cm.
pemancar TV membutuhkan pasokan tegangan 9-15 Volt. Namun, Anda juga dapat menggunakan baterai 9v.
Ini adalah hal yang penting untuk diingat untuk membangun dari rangkaian ransmitter tv adalah bahwa dimensi ukuran kumparan agar sesuai dengan frekuensi kerja yang diinginkan. Nilai kumparan adalah membuat coil sebagai berikut:
L1, L2 = 3 lilitan, diam. 3mm, kawat 0.5mm
L3 = 2 lilitan, diam. 3 mm, kawat 0.5mm
BOOSTER RF TV UHF 5 WATT
Ini sirkuit elektronik adalah RF Power Amplifier untuk mengemudi pemancar kecil UHF TV. Its gain is 7dB and can amplify a signal between 450-800 MHz. Keuntungan adalah 7dB dan dapat memperkuat sinyal antara 450-800 MHz. Lebih baik menggunakan PCB double layer dengan lapisan kedua dihubungkan ke bumi. Gunakan catu daya 25 volt dan stabil di 5Amps setidaknya.
Tuning dapat dicapai memutar dua kapasitor variabel. Do not forget to use heat sink for both transistors, specially for the BLW89 and it would be better if you place a small fan as well. Jangan lupa menggunakan heat sink untuk kedua transistor, khusus untuk BLW89 dan itu akan lebih baik jika Anda menempatkan sebuah kipas kecil.
PEMANCAR TV GELOMBANG VHF
BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN
1. PCB polos ukuran 10 x 20
2. Konektor RG58
3. Kabel RG58 18m
4. Modulator (bekas VCD)
5. Connector input audio video
6. Driver tingkat pertama :
a. Transistor c930 : 1 biji
b. Resistor 18k : 1 biji
c. Resistor 5k6 : 1 biji
d. Resistor 100Ω : 1 biji
e. Resistor 56Ω : 1 biji
f. Kapasitor 15pf : 3 biji
g. Kapasitor 2n2 : 1 biji
h. Kapasitor 4n7 : 1 biji
i. 1L : 5 lilitan (pada koker 4mm)
j. 2L : 5 lilitan (pada koker 4mm)
k. 3L : 5 lilitan (pada koker 4mm)
l. 4L : 1 lilitan (pada koker 4mm)
7. Driver tingkat menengah :
a. Resistor 3k3 : 1 biji
b. Resistor 15k : 1 biji
c. Resistor 5,6Ω : 1 biji
d. Kapasitor 20pf : 1 biji
e. Transistor c2053 : 1 biji
f. Trimmer 0,20pf : 1 biji
g. 5L : 3 lilitan (pada koker 4mm)
h. 6L : 5 lilitan (pada koker 4mm)
8. Driver tingkat final :
a. Transistor c1970 : 1 biji
b. Resistor 1k8 : 1 biji
c. Resistor 12k : 1 biji
d. Resistor 1Ω / 1watt : 1 biji
e. Kapasitor 2n2 : 1 biji
f. Trimmer 0,25pf : 2 biji
g. Trimmer 0,50pf : 1 biji
h. Lilitan 5L
i. Lilitan 4L
j. IC 7805 : 1 buah (untuk tegangan modulator keluaran arus 5V DC)
k. Heat sink : 1 buah
9. Power Suply sudah dalam bentuk jadi type 2L 117W ACMATIC dengan tegangan output
13,8 volt
PEMANCAR TV SETELAH JADI
Stereo encoder
Daftar Komponen :
R1 = R5 = 10K
R2 = R6 = 220K R2 = R6 = 220K
R3 = R4 = R9 = 47K R3 = R4 = R9 = 47k
R7 = R8 = 4.7K R7 = R8 = 4.7K
R10 = 68K R10 = 68K
R11 = R12 = 27K R11 = R12 = 27K
R13 = 2.2K variable R13 = 2.2k variabel
R14 = 20K liniar R14 = 20K liniar
C1 = C2 = 1nF C1 = C2 = 1nF
C3 = C4 = C11 = 100nF C3 = C4 = C11 = 100nF
C5 = C10 = 10nF C5 = C10 = 10nF
C6 = 470pF C6 = 470pF
C7 = 100pF C7 = 100pF
C8 = 68pF C8 = 68pF
C9 = 10uF C9 = 10uF
L = 6.8mH L = 6.8mH
IC1 = 4066 IC1 = 4.066
IC2 = 4013 IC2 = 4.013
IC3 = 4047 IC3 = 4.047
IC4 = 741 IC4 = 741
Rabu, 21 November 2012
Transformer atau Induktor
Pengertian Transformator atau yang sering di sebut trafo adalah komponen elektronika yang dapat menghubungkan jaringan listrik yang mempunyai berbagai macam tegangan sehingga tenaga listrik dapat didistribusikan secara meluas dan berfungsi untuk mengubah (menaikkan/menurunkan) tegangangan listrik bolak-balik (AC).
Transformator terdiri atas inti besi, kumparan primer, dan kumparan sekunder. Pengertian Transformator memiliki dua terminal yaitu, terminal input terdapat pada kumparan primer, dan terminal output terdapat pada kumparan sekunder. Dengan transformator, generator (380 Volt), saluran transmisi (150 kV) dan beban beban listrik (220/230 Volt) dapat bekerja bersamaan pada tegangan yang berbeda.
Bentuk dasar dari pengertian transformator adalah sepasang ujung pada bagian primer dan sepasang ujung pada bagian sekunder. Bagian primer dan skunder merupakan lilitan kawat email yang tidak berhubungan secara elektris. Kedua lilitan kawat ini dililitkan pada sebuah inti yang dinamakan inti trafo. Biasanya inti pengertian transformator terbuat dari lempengan besi yang disusun menjadi satu membentuk teras besi. Sedangkan trafo frekuensi tinggi di gunakan pada rangkaian radio yang menggunakan inti ferit (serbuk besi yang dipadatkan).
Transformator step down di gunakan pada rangkaian elektronik yang bertegangan rendah. Trafo jenis ini pada bagian primernya kita hubungkan dengan tegangan AC misalnya 220 volt maka pada bagian skundernya akan mengeluarkan tegangan yang lebih rendah.
Transformator step up adalah kebalikan dari transformator step down yang di gunakan untuk menaikan teganganlistrik AC. Contoh dari penggunaan transformator step up adalah pada rangkaian emergency light/lampu darurat yang menyala saat PLN padam dan UPS pada PC. Prinsip kerja transformator pada tegangan DC (searah) yang berasal dari battery diubah menjadi tegangan AC (bolak-balik) lalu dinaikan menjadi 220 volt oleh trafo sehingga mampu menyalakan lampu atau PC di saat PLN padam.
Jenis-Jenis Transformator yang lain adalah trafo OT(Output Trafo) dan IT(Input Trafo). Trafo jenis ini banyak digunakan pada peralatan audio. Untuk trafo frekuensi tinggi mungkin nanti akan kita bahas pada bagian Radio Frekuensi (RF) karena penggunaannya lebih banyak dalam rangkaian2 RF.
Demikian penjelasan singkat mengenai pengertian transformator, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang sedang mencari informasi tentang pengertian transformator. Baca juga artikel komponen kami lainnya, Fungsi Transformator, Fungsi Dioda dan Pengertian Dioda.
Sistem kerja transformator tenaga pada umumnya di tanahkan pada titik netral, sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Contoh dari transformator ini adalah transformator 150/70 kV yang ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan di sisi netral 20 kV nya.
Prinsip kerja transformator berdasarkan induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semuabersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalamlilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkanke lilitan sekunder.
Di bawah ini gambar atau bentuk fisik dari fungsi transformator :
Bagian utama dari fungsi transformator terdiri dari Inti besi, Kumparan transformator, Kumparan tertier dan Minyak transformator. Masing dari fungsi transformator ini sangat di perlukan dalam susunan sebuah rangkaian.
Jenis-jenis transformator bermacam-macam, di antaranya adalah step up, step down, autotransformator dan transformator 3 fasa. Transformator 3 fasa adalah tiga transformator yang dihubungkan secarakhusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitansekunder dihubungkan secara delta (Δ).
Sebagian besar dari transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan yang intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada transformator-transformator tenaga yang berkapasitas besar. karena minyak transformator mempunyai sifat sebagai media pemindah panas dan juga berfungsi pula sebagai isolasi (memiliki daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.
Jenis jenis Kapasitor
Jenis-Jenis Kapasitor dalam komponen elektronika bermacam-macam di antaranya adalah kapasitor bipolar/ non polar dan capasitor polar (memiliki kutub -/+), walaupun kapasitor ini sama-sama di gunakan untuk menyimpan muatan listrik, tapi banyak perbedaan diantara dua macam capasitor ini, baik dari bahan yang digunakan untuk membuat capasitor tersebut maupun dalam kegunaannya.
Jenis-jenis kapasitor juga dapat di bedakan berdasarkan dari bahan dielektriknya. Bahan dielektrik dapat di bedakan menjadi beberapa bagian, yaitu jenis-jenis kapasitor keramik, elektrolit (Elco), tantalum, Multilayer, Polyester Film, Electric Double, (Super Capacitor), Trimmer dan kapasitor Tuning.
Kapasitor keramik adalah kapasitor yang dibuat dengan bahan dasar keramik yang di gunakan untuk media penyimpan arus. Cara memasangnya adalah di letakan diantara dua pin kaki kapasitor tersebut sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan arus listrik.
Di bawah ini adalah gambar kapasitor dan jenis-jenis kapasitor :
Kapasitor tantalum merupakan jenis-jenis kapasitor elektrolit yang elektrodanya terbuat dari material tantalum. Komponen ini memiliki polaritas, cara membedakannya dengan mencari tanda atau tanda lainya yang ada pada bodi kapasitor, tanda ini menyatakan bahwa pin dibawahnya memiliki polaritas positif.
Sedangkan jenis-jenis kapasitor Multilayer terbuat dari bahan material, kapasitor ini sama dengan kapasitor keramik, bedanya hanya terdapat pada jumlah lapisan yang menyusun dielektriknya. Pada jenis ini dielektriknya disusun dengan banyak lapisan atau biasanya disebut dengan layer dengan ketebalan 10 samapi dengan 20 μm dan pelat elektrodanya dibuat dari logam yang murni. Selain itu ukurannya kecil dan memiliki karakteristik suhu yang lebih bagus daripada kapasitor keramik.
Fungsi kapasitor pada suatu rangkaian juga mempunyai maksud dan tujuan di antaranya, sebagai, penghubung (coupling) yang menghubungkan masing-masing bagian dalam suatu rangkaian, memisahkan arus bolak-balik dari arus searah, sebagai filter yang dipakai pada rangkaian catu daya, sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian pemancar dan untuk menghemat daya listrik dalam rangkaian lampu TL.
Demikian penjelasan terbaru mengenai Jenis-Jenis Kapasitor, semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang sedang mencari informasi tentang Kapasitor. Untuk mengetahui tentang komponen kapasitor, anda bisa baca juga artikel terbaru kami lainnya mengenai Pengertian Kapasitordan Fungsi Kapasitor.
Fungsi Kapasitor sangat di perlukan dalam suatu komponen elektronika. Kapasitor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik, selain itu kapasitor juga dapat digunakan sebagai penyaring frekuensi. Kapasitas untuk menyimpan kemampuan kapasitor dalam muatan listrik disebut Farad (F) sedangkan simbol dari kapasitor adalah C (kapasitor).
Sebuah kapasitor pada umumnya terbuat dari dua buah lempengan logam yang saling sejajar satu sama lain dan diantara kedua logam tersebut terdapat bahan isolator yang sering disebut dielektrik. Dielektrik adalah bahan yang dapat mempengaruhi nila dari kapasitansi fungsi kapasitor. Adapun bahan dielektrik yang paling sering di gunakan adalah keramik, kertas, udara, metal film, gelas, vakum dan lain-lain sebagainya.
Kapasitor sering disebut sebagai kondensator. Kapasitor memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran, tergantung dari kapasitas, tegangan kerja, dan lain sebagainya. Fungsi Kapasitor sendiri terbagi atas 2 kelompok yaitu kapasitor yang memiliki kapasitas yang tetap dan kapasitor yang memiliki kapasitas yang dapat diubah-ubah atau dengan kata lain kapasitor variabel.
Sifat dasar dalam sebuah kapasitor adalah dapat menyimpan muatan listrik, dan juga memiliki sifat yang tidak dapat dilalui arus DC (direct Current) dan dapat dilalui arus AC (alternating current) dan juga dapat berfungsi sebagai impedansi (resistansi yang nilainya tergantung dari frekuensi yang diberikan).
Fungsi Kapasitor dalam suatu rangkaian elektronika adalah sebagai kopling, filter pada sebuah rangkaian power supply, penggeser fasa, pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator dan juga digunakan untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah saklar.
Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian adalah dengan mengalirkan elektron menuju kapasitor. Pada saat kapasitor sudah di penuhi dengan elektron, tegangan akan mengalami perubahan. Selanjutnya, elektron akan keluar dari sebuah kapasitor dan mengalir menuju rangkaian yang membutuhkannya. Dengan begitu, kapasitor akan membangkitkan reaktif suatu rangkaian.
Namun tidak kita pungkiri, meski suatu komponen kapasitor memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, tetapi fungsi kapasitor tetap sangat di perlukan dalam suatu komponen elektronika atau bahkan rangkaian elektronika.
Pengertian Kapasitor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik yang terdiri dari dua konduktor dan di pisahkan oleh bahan penyekat (bahan dielektrik) tiap konduktor di sebut keping. Kapasitor atau yang sering disebut kondensator merupakan komponen listrik yang dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik.
Prinsip sebuah kapasitor pada umumnya sama galnya dengan resistor yang juga termasuk dalam kelompok komponen pasif, yaitu jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar. Kapasitor terdiri atas dua konduktor (lempeng logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Isolator penyekat ini sering disebut sebagai bahan (zat) dielektrik.
Di bawah ini, gambar dan bentuk dari komponen kapasitor dan pengertian kapasitor.
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua penghantar komponen tersebut dapat digunakan untuk membedakan jenis kapasitor. Beberapa pengertian kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik antara lain berupa kertas, mika, plastik cairan dan lain sebagainya.
Kegunaan kapasitor dalam rangkaian elektronika sangat di perlukan terutama untuk mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan, menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian, memilih panjang gelombang pada radio penerima dan sebagai filter dalam catu daya (power supply).
Fungsi Kapasitor adalah sebagai penyimpan arus/tegangan listrik. Untuk arus DC kapasitor berfungsi sebagai isulator/penahan arus listrik, sedangkan untuk arus AC Kapasitor berfungsi sebagai konduktor/melewatkan arus listrik.
Dalam penerapannya kapasitor digunakan sebagai filter/penyaring, perata tegangan DC yang di gunakan untuk mengubah tengangan AC ke DC,pembangkit gelombang ac atau oscilator dan sebagainya.
Dalam penerapannya kapasitor digunakan sebagai filter/penyaring, perata tegangan DC yang di gunakan untuk mengubah tengangan AC ke DC,pembangkit gelombang ac atau oscilator dan sebagainya.
Di antara artikel tentang pengertian kapasitor, anda juga bisa melihat artikel tentang jenis kapasitor. Jenis kapasitor sendiri terbagi atas berbagai macam, di antarannya adalah Menurut Polaritasnya, Bahan Pembuatannya dan Ketetapan Nilainya. Selain memiliki jenis, bentuk kapasitor juga berbagai macam sepertikapasitor kertas (besar kapasitas 0,1 F), kapasitor elektrolit (besar kapasitas 105 pF), kapasitor variabel (besar kapasitas bisa di ubah-ubah hingga maksimum 500 pF.
Sumber http://komponenelektronika.net/fungsi-kapasitor.html
Cara mengukur Kapasitor
- Atur Selektor pada posisi Ohmmeter.
- Pilih skala batas ukur X 1 untuk nilai elko diatas 1000uF, X 10 untuk untuk nilai elko diatas 100uF-1000uF, X 100 untuk nilai elko 10uF-100uF dan X 1K untuk nilai elko dibawah 10uF.
- Hubungkan probe multimeter (-) pada kaki (+) elko dan probe (+) pada kaki (-) elko.
- Pastikan jarum multimeter bergerak kekanan sampai nilai tertentu (tergantung nilai elko) lalu kembali ke posisi semula.
- Jika jarum bergerak dan tidak kembali maka dipastikan elko bocor.
- Jika jarum tidak bergerak maka elko kering / tidak menghantar
Langganan:
Postingan (Atom)
Merakit pemancar mini FM
Merakit Pemancar mini FM Pemancar fm ini bekerja pada frekuensi 88- 108 MHz dan memiliki jangkauan radius lebih dari 1 kilometer, tega...
-
Merakit Pemancar mini FM Pemancar fm ini bekerja pada frekuensi 88- 108 MHz dan memiliki jangkauan radius lebih dari 1 kilometer, tega...
-
Pengertian Transformator atau yang sering di sebut trafo adalah komponen elektronika yang dapat menghubungkan jaringan listrik yang mempu...
-
7812 and 7912 Voltage Regulator Page The LM7812 and LM7912 Regulator ICs are e...